Kanker ovarium pada stadium awal akan lebih mudah diobati dibandingkan stadium lanjut dengan memperhatikan gejalanya. Obat kanker ovarium dapat diperoleh setelah melakukan pemeriksaan di dokter baik secara medis dan alami dapat dilakukan. Diagnosis dilakukan dengan pemindaian, tes darah dengan deteksi protein CA-125 dan biopsy untuk mengambil sampel jaringan untuk diteliti sebagai kanker atau tidak.
Berikut adalah gejala kanker ovarium diantaranya:
- Gangguan pencernaan seperti sembelit, terasa kram perut maupun tidak nyaman akan memberikan perubahan ketika melakukan perubahan buang air besar,
- Nyeri panggul yang dapat dihilangkan dengan obat penghilang rasa nyeri dari dokter.
- Nyeri panggung pada bagian bawah dan biasanya menjadi salah satu tanda dari penyakit ini.
- Sering buang air kecil dimana gejalanya memberikan kelemahan pada otot dasar panggul maupun gejala dari infeksi saluran kemih namun hal ini masih gejala umum sehingga perlu melakukan cek medis.
- Penurunan berat badan yang disebabkan oleh nafsu makan yang berkurang, sama halnya dengan kenaikan berat badan tanpa diketahui.
- Kelelahan atau lemah seperti tidak ada energi maupun stress dapat melanda penderita.
- Rasa sakit saat berhubungan seksual yang ditandai dengan pendarahan pada vagina setelah menopause, maupun mengalami rasa sakit pada perut.
Pengobatan kanker ovarium dengan melakukan kemoterapi yang dapat menyingkirkan sel kanker setelah operasi dengan efek samping rambut rontok, ruam pada kaki, berat badan menurun. Radiasi dengan perawatan menggunakan sinar X tinggi yang membunuh sel kanker pada bagian panggul. Prosedur ini dilakukan ketika sel kanker muncul dan melakukan operasi. Perawatan dilakukan selama beberapa menit selama 5 kali selama seminggu, dengan efek samping kulit rasanya terbakar hingga mengelupas dibagian yang terkena paparan sinar radiasi.
Berikut adalah cara mengenali dan menghindari terjadinya kanker ovarium:
- Mengenali diagnosis, gejala yang diberikan seperti perut kembung, nyeri panggung saat menopause akan sulit dikenali dan resikonya lebih tinggi mengalami kanker ovarium.
- Mengenali gejala, gejala awal perlu diperhatikan untuk penanganan dini, untuk penderita kanker ovarium akan mengalami perut kembung maupun sakit perut dalam 12 kali diwaktu yang sama walaupun gejala ini cukup jarang maupun sering terjadi pada kondisi tertentu.
- Melakukan tes skinning, hal ini untuk membantu mendeteksi kanker pada rahim, dengan beberapa kriteria sulit, standar dari praktik medis dalam melakukan tes bersifat khusus, sensitif, aman dan terjangkau.
- Mengenali tanda kanker ovarium sehingga dapat segera diperiksa dan ditangani oleh dokter.
Kebiasaan yang tidak sengaja dilakukan penyebab kanker ovarium adalah obesitas. Obesitas merupakan kelebihan gizi lebih dari 27 kg indeks massa tubuh. Begitu juga dengan tidak menggunakan pil untuk mengontrol jumlah keturunan. Pil KB dapat menjaga perempuan dari kanker dengan pemakaian 3 sampai 6 bulan dan semakin lama dikonsumsi maka semakin rendah resikonya walaupun telah berhenti mengonsumsi obat-obatan dalam waktu 3 tahun sebelumnya.
Kebiasaan lainnya adalah melakukan diet tidak sehat. Diet tidak sehat memberikan resiko terjadinya kanker dengan konsumsi lemak, garam dan gula maupun makanan rendah serat akan menyebabkan kanker ovarium. Wanita yang mengonsumsi diet tinggi serat memiliki resiko rendah akan mengalami kanker dibandingkan wanita yang tidak sering memakan makanan serat. Kebiasaan merokok juga menjadi penyakit pemicu kanker ovarium yang dibuktikan pada penelitian 910 perempuan. Hal ini perlu juga diperhatikan bahwa obat kanker ovarium tentu memiliki efek samping sehingga lebih baik mencegah dibandingkan sakit.