Setiap orang tua tentunya harus mendidik anak dengan baik agar kelak tumbuh menjadi anak yang baik. Membaca dongeng sebelum tidur bisa menjadi salah satu cara untuk mendidik anak. Karena dalam dongeng terkandung pesan moral yang bisa menjadi pelajaran bagi si kecil.
Ada banyak dongeng anak yang mengandung pesan moral yang baik, di antaranya adalah sebagai berikut ini:
Kisah Putri dan si Katak
Alkisah, ada seorang Putri Kerajaan yang cantik mempesona sedang asyik bermain bola di pinggir sungai. Tanpa sengaja, ia menjatuhkan bolanya hingga masuk ke sungai. Sang Putri sangat sedih karena tidak mengambil bola kesayangannya itu yang masuk ke sungai yang sangat dalam.
Pada saat sedang bersedih, tiba-tiba muncul seekor katak ke permukaan dan bertanya apa yang membuat sang Putri sedih. Sang Putri pun lalu menceritakan apa yang terjadi pada katak dan berjanji akan melakukan apa saja jika bolanya bisa kembali lagi.
Katak pun akhirnya membantunya dengan mengambil bola yang masuk ke dalam dasar sungai tadi. Setelah berhasil mendapatkan bolanya kembali, sang Putri justru memilih pergi begitu saja dan meninggalkan sang katak.
Hingga pada suatu malam, katak mendatangi istana untuk menagih janji sang Putri dan ia pun terpaksa menepati janjinya itu.
Lalu di malam ketiga, katak bewajah buruk ini berubah menjadi sosok pangeran tampat yang sontak mengejutkan sang Putri.
Sang katak pun menceritakan kejadian yang telah menimpa dirinya, “Aku dikutuk oleh penyihir jahat menjadi seekor katak. Beruntung, aku bertemu denganmu yang menjadi syarat untuk melepaskan kutukan penyihir jahat itu,” ujar pangeran.
Singkat cerita sang pangeran menikahi sang putri dan hidup bahagia bersama selamanya.
Asal Mula Ikan Duyung
Alkisah, hiduplah sepasang suami istri dan ketiga anak mereka yang masih kecil-kecil. Pada suatu pagi, mereka memakan nasi dan ikan. Masing-masing anak mendapatkan bagian, Rupanya, ikan yang dimakan tersebut masih ada sisa dan sang suami pun memberikan pesan kepada istri, “Istriku, ikan yang tersisa ini siapkan untuk makanan nanti sore.”
Sang istri pun mengiyakan permintaan sang suami. Namun, pada saat makan siang, anak paling bungsu tiba-tiba menangis dan meminta ikan yang disimpan untuk hidangan sore nanti. Sementara suaminya masih bekerja di kebun. Ia pun memberikan pengertian kepada anak bungsunya itu bahwa ikan tersebut untuk santapan ayah nanti sore.
Namun, si bungsu justru menangis semakin kencang. AKhirnya, sisa ikan tersebut diberikan kepada si bungsu.
Setelah sang ayah bekerja dari kebun seharian, ia pulang dengan keadaan lelah dan lapar. Ia membayangkan akan menyantap ikan yang lezat. Dengan sangat cepat, istri pun menghidangkan makanan untuk ayah.
Namun, ayah tidak mendapat sisa ikan yang tadi pagi. Lalu ia bertanya, “Istriku, mana ikan yang tadi pagi masih tersisa” Sang istri menjawab:, “Maafkan aku suamiku, saat makan siang tadi, anak kita si bungsu menangis meminta ikan tersebut.”
Mendengar hal itu, suami marah besar dan memaksa istrinya untuk mencari ikan di lautan. Ia pun berkata, “Engkau jangan pernah pulang ke rumah sebelum memperoleh ikan yang banyak sebaga ganti dari ikan yang sudah dimakan tadi.”
Akhirnya, sang istri pun pergi dengan perasaan yang sangat sedih dan sakit hati atas tindakan suaminya itu.
Karena sekian lama tidak pulang-pulang, ketiga anaknya mencari ibunya ke laut. Namun, tidak ada seorang pun yang bisa ditemui disana. Namun, tiba-tiba datang ibunya dan menyusui si bungsu. Lalu ia pun menyuruh kepada ketiga anaknya untuk pulang dan berjanji ia akan segera kembali.
Namun, karena sang ibu tidak kunjung pulang, maka mereka mencari ibunya kembali di laut, Akhirnya mereka bertemu sosok perempuan setnegah sisik yang kemudian menyusui si bungsu. Namun, tiba-tiba ada perubahan pada ibunya. Ada sisik di setengah tubuhnya.
Lalu mereka berkata, “Kau bukan ibuku”. Sekalipun ia sudah menjelaskannya, namun mereka tetap tidak percaya dan meninggalkannya.